Benteng Pendem Purworejo

Purworejo, Dalam Perspektif Sejarah
II. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG.
Tentara Jepang melalui Perang Asia Timur Raya berhasil menduduki Indonesia (dulu Hindia Belanda) pada Maret 1942. Kabupaten Purworejo tak luput dari pendudukan tentara Jepang selama tiga setengah tahun, yakni sejak Maret 1942 hingga 17 Agustus 1945.
Susunan pemerintahan pada masa pendudukan Jepang di Purworejo tak mengalami perubahan berarti, hanya nama/ istilah jabatan seluruhnya diganti dengan bahasa Jepang sesuai gaya pemerintahan Jepang.
Birokrasi atau pembagian administrasi dalam istilah Jepang saat itu adalah:
1. Karesidenan disebut Siyu, dikepalai Siyu Chokang (Residen)
2. Kabupaten di sebut Ken, dikepalai Kencho (Bupati)
3. Kawedanan disebut Gun, dikepalai Gunco (Wedana)
4. Kecamatan disebut Son, dikepalai Soncho (Asisten Wedana)
5. Desa disebut Ku, dikepalai Kucho
Untuk bidang keamanan dan urusan kepemudaan dibentuk Keibodan dan Seinendan.
Lingkungan masyarakat di pedesaan dibagi menjadi: Rukun Tetangga disebut Kumi, dikepalai Kumico. Sedangkan Rukun Kampung disebut Asa, dikepalai Asacho.
Masa penjajahan Jepang yang cuma tiga setengah tahun itu ternyata memberikan penderitaan dan kesengsaraan luar biasa. Tanah Purworejo yang subur makmur dengan hasil-hasil bumi seakan dikuras habis oleh Jepang tanpa menyisakan sedikitpun untuk dikonsumsi masyarakat pribumi. Dengan dalih sebagai'saudara tua'yang harus dibantu oleh bangsa Indonesia untuk memenangkan peperangan Asia Timur Raya, rakyat diharuskan kerja paksa (romusha) membangun objek kepentingan perang tentara Jepang seperti membangun Beteng pertahanan, mengumpulkan konsumsi untuk tentara Jepang hingga memenuhi apapun kebutuhan pasukan Jepang.
Aparat atau pejabat negara pada saat itu dibuat tak berdaya sama sekali. Mereka justru menjadi alat untuk memeras rakyat. Setoran-setoran wajib seperti penyetoran hasil pertanian, binatang ternak, perhiasan, emas, intan, berlian & segala bentuk harta benda memerosokkan keadaan rakyat menjadi sagat miskin sekali. Rakyat Purworejo, sprt halnya masyarakat Indonesia lainya, hrs mengalami episode terburuk sepanjang masa penjajahan, yakni kekurangan sandang pangan. Dimana-mana rakyat kekurangan makanan. Pakaian untuk penutup tubuh pun terpaksa hny dibuat dr karung goni.
Hampir seluruh kekayaan bumi maupun harta benda milik bangsa Indonesia dirampas & dikuasai Pemerintahan Jepang. Namun Allah SWT tampaknya tak membiarkan kekejaman Jepang berlangsung lbh lama.Peperangan Jepang melawan Tentara Sekutu saat itu memasuki ambang kehancuran. Dgn janji akan memberikan kemerdekaan pnh kpd rakyat Indonesia, Jepang meminta orang Indonesia terutama laki2 mau membantu pasukan Jepang dgn di latih menjadi tentara. Maka dibentuklah Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), pasukan yg di harapkan mau bertempur bersama Jepang melawan Sekutu.
Di sana sini di bentuk kesatuan & persatuan pemuda yg tergabung dlm Seinendai, Keibodan, Peta, Hokokai, Fujingkai & lain2 yg intinya hanya memperalat rakyat Indonesia membantu Jepang melawan Sekutu.
Namun Bangsa Indonesia tak sebodoh yg dikira. Pelatihan & pendidikan militer yg diterima dr Jepang jstr membuat rakyat Indonesia mjd lbh trampil berperang & akhirnya digunakan untuk melawan Jepang.
Gaung peperangan pun ditabuh. Pemuda-pemudi di seluruh Tanah Air secara Serentak bergerak mengusir penjajah dgn tekad & semangat membara. Purworejo turut bergolak. Hampir seluruh komponen pemuda bersatu, berjuang melawan tentara Jepang dgn gagah berani.
Memasuki Agustus 1945, pendudukan Jepang di Indonesia berakhir. Jepang mengalami kekalahan di semua sektor peperangan. Kekalahan melawan tentara Sekutu ditandai dgn hancurnya kota Hirosima akibat bom atom & sekaligus menyudahi Perang Asia Timur Raya.
Tak ada peninggalan berharga yg dpt diwarisi dr pemerintahan Jepang, kecuwali kemiskinan & kesengsaraan yg berkepanjangan.

Benteng Pendem Purworejo Benteng Pendem Purworejo Reviewed by Unknown on 11:57 am Rating: 5

No comments:

Responsive Ads Here
Powered by Blogger.